Rabu, 14 November 2012

ASUHANKEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF


TUGAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Disusun Oleh
Bambang Syuhada


Dosen pembimbing
Ns. Rosmi Eny


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAHAN
KAB. PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN
2012-2013


LAPORAN PENDAHULUAN


A.    KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH ( DENGUE HAEMORAGIC FEVER )
Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus ) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.

B.     ETIOLOGI

Virus Dengue dibawa oleh  nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.

C.    PATOFIOLOGI

Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat meberikan gejala sebagai demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sitem komplemen yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi agregasi trombosit. Trombosit melepaskan vaso aktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor hagemen ( faktor XII ). Akan menyebabkan pembekuan intraveskuler dan meningkatkan permebilitas dinding pembuluh darah.

D.    GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis yang khas adalah demam yang timbul mendadak yang berlangsung selama 5 hari, sehingga penyakit ini disebut juga demam 5 hari. Suhu tubuh menurun setelah hari pertama, hari ke 3 kemudian naik lagi selama kira-kira 2 hari, sehingga menggambarkan kurve Palana.

Timbul demam disertai Eksantema pada kulit, terutama di daerah muka dan dada. Eksantema ini mudah menghilang. Eksantema kedua muncul lagi pada demam kedua, berbentuk mukola populer timbul mulai di dada menjalar ke ekstremitas. Penderita mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri didaerah bola mata, punggung dan sendi. Adanya nyeri tekan pada sepertiga atas pada garis umbilikalis prosesus xipoideus adalah patogenik (Olivier). Gambaran demam mungkin tidak khas.

E.     GEJALA KLINIK

Masa inkubasi Dengue antara 3 – 15 hari, rata-rata 5 – 8 hari dengan gejala   klinis:
  1. Demam akut yang tetap tinggi ( 2 – 7 hari ) disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, amlaise.
  2. Manifestasi perdarahan : Uji Turniquet positif atau Ruple Leed positif, perdarahan gusi, Ptechiase, epistaksis, hematemesis atau malena.
  3. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus.
  4. Terjadi renjatan / tidak.
  5. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nila trombosit ( trombitopenia 100.00/mm atau kurang ).
  6. Pada foto rontgen : pulmonary vaskuler congestion dan plural effusion pada paru kanan.

Derajat beratnya demam berdarah
1.      Derajat I                       : Demam mendadak 2 – 7 hari. Gejala tidak khas, manifestasi perdarahan dengan uji Turniquet positif.
  1. Derajat II (sedang)      : Derajat I disertai manifestasi perdarahan lain.
3.      Derajat III                    : Ditemukan tanda dini renjatan, adanya kegagalan sirkulasi, nafas cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg) atau hipotensi, disertai kulit dingin, lembabbdan gelisah.
4.      Derajat IV                    : Renjatan berat, nadi tidak teraba, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah tak terukur.

F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Darah
a.       Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga.
b.      Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan Hemokonsentrasi.
c.       Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT, SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.

  1. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

G.    PENATALAKSANAAN

  1. DHF tanpa Renjatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat berupa air teh, sirup atau oralit.
Panas dapat diberi kompres es atau alkohol 70 %.
Pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila :
a.       Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya dehidrasi dan asidosis.
b.      Nilai hematokrit tinggi.



  1.  DHF dengan Renjatan
Prinsif: Mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan RL.
  1. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

  1. Kegagalan sirkulasi darah berhubungan dengan kebocoran plasma dari pembuluh darah ke dalam jaringan ekstravaskuler sekunder terhadap peningkatan permebilitas pembuluh darah dimanifestasikan dengan :
-          Trombositopenia
-          Peningkatan nilai hematokrit
-          Manifestasi perdarahan
Rencana tindakan:
a.       Anjurkan klien untuk Bed rest
b.      Observasi vital sign tiap 3 jam
c.       Periksa HB, hematokrit dan trombosit secara periodik
d.      Berikan minum 1,5 – 2 liter selama 24 jam
e.       Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena dan terapi medis

  1. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan nilai trombosit dimanifestasikan dengan :
-          Trombositopenia
-          Kenaikan nilai hematokrit
-          Manifestasi perdarahan uji Turniquet positif
Rencana tindakan:
a.       Observasi vital sign, awasi terhadap penurunan tekanan darah
b.      Observasi terhadap penurunan nilai trombosit dan kenaikan nilai hematokrit
c.       Awasi tanda-tanda perdarahan yang terjadi dan tanda-tanda anemia
d.      Kolaborasi dalam pemberian terapi anti perdarahan

  1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus Dengue dimanifestasikan dengan :
-          Suhu tubuh > 37,5 0C
-          Nadi > 80 x/menit
-          Respirasi > 24 x/menit
Rencana tindakan:
a.       Beri kompres dingin
b.      Anjurkan untuk minum yang banyak
c.       Observasi perubahan tanda-tanda vital
d.      Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
e.       Kolaborasi dalam pemberian antipiretik




















ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN


I.                   DATA DEMOGRAFI

Tanggal Wawancara    : 10 – 04– 2004
Tanggal MRS              : 10– 04 – 2004
No. RMK                    : 09 11 79
Nama                           : Egi faisal
Umur                           : 7 Tahun
Jenis Kelamin              : laki-laki
Suku/Bangsa               : Banjar/Indonesia
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : -
Pekerjaan                     : -
Status Perkawinan      : -
Alamat                                    : Landasan Ulin

II.                POLA FUNGSIONAL

1.      Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan
§  Keluhan Utama / Kesehatan Umum
Panas badan meninggi.

§  Riwayat Penyakit Sekarang ( ssi pola PGRST )
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas. Panas tidka terlalu tinggi, panas sepanjang hari, kondisi lemah, nafsu makan berkurang.
§  Penggunaan Obat Sekarang
Injeksi ampicillin IV 500 mg/8 jam
Paracetamol 3 x 1 cth ½
Infus RL 11 tetes/menit

§  Riwayat Penyakit Dahulu
Satu bulan yang lalu cacar air ( Varicella ).
Upaya pencegahan      : Tidak ada
Imunisasi                     : Lengkap
Alergi                          : Tidap pernah

§  Kebiasaan merokok dan alkohol : Tidap pernah

§  Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM, TBC dan hypertensi.

§  Riwayat Sosial
Hubungan klien dan orang tua disayangi.

2.      Pola Nutrisi – Metabolik
§  Masukan Nutrisi Sebelum Sakit
Pagi     : Nasi, lauk, ½ piring
Siang   : Nasi, lauk, sayur
Sore     : -

§  Saat Sakit
Nasi bubur, 1 – 2 sendok.
Nafsu makan menurun
Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.
Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan protesa.
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir: Tetap

§  Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TB: -, BB: 16, 5 kg
Kulit:
-          Warna        : Normal
-          Suhu          : 38 0C
-          Turgor       : Baik
-          Edema       : Tidak
-          Lesi           : Tidak
-          Memar       : Tidak
Mulut:
-          Hygiene     : Bersih
-          Gusi           : Normal
-          Gigi           : Normal
-          Lidah         : Bersih
-          Mucosa      : Normal
-          Tonsil        : Normal
-          Wicara       : Normal
Rambut dan kulit kepala: rambut tebal, warna hitam.
§  Temuan laboratorium :
Darah : -   HB            : 11,8 gr %
              -   Leukosit    : 11.600/mm2
              -   LED          : 55/mm jam I
              -   Hitung jenis:
                   BAS         : 0,
                   EOS         : 2
                   Stab          : 3
                   Seg           : 60
                   Limp         : 30
                   Mono        : 5
Urine   : -   Trombosit: 135.000/mm3
              -   Hematokrit: 35 %              

3.      Pola Eliminasi
Kebiasaan defekasi 1 kali/hari.
Abdomen: Simetris, tidak ada distensi
Frekuensi BU : Normal ( 8-12 x/menit )
Kebiasaan miksi 4 kali/hari.
Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi.
Keadaan uretra: Normal

4.      Pola Aktivitas – Latihan
Mandi                                : Dibantu oleh orang lain
Berpakaian/Berhias           : Dibantu oleh orang lain
Toileting                            : Dibantu oleh orang lain
Mobilitas di TT                 : Dibantu oleh orang lain
Berpindah                                     : Dibantu orang lain dan alat
Ambulansi                         : Dibantu orang lain dan alat
Pemeliharaan Kesehatan   : -
Klien tidak menggunakan alat bantu.

§  Pemeriksaan Fisik
a.   Pernafasan/sirkulasi
Tanda vital:
-          Tekanan darah : -
-          Nadi                 : 128 x/menit
-          Respirasi          : 40 x/menit
-          Kualitas            : Normal
-          Batuk                : Tidak
-          Bunyi nafas      : Normal
b.   Muskuloskletal
-          Rentang gerak                               : Penuh
-          Keseimbangan dan cara berjalan   : Tegap
-          Genggaman tangan                       : Sama kuat kanan dan kiri
-          Otot kaki                                       : Sama kuat

5.      Pola Tidur – Istirahat
Kebiasaan 8 jam/hari.
Tidur malam 2 jam.
Merasa segar         : Tidak
Masalah                 : Insomnia

Pemeriksaan fisik :
-    Penampilan umum : Lemah
-    Mata: Normal
-    Lingkaran hitam disekitar mata: Tidak

6.      Pola Kognitif – Konseptual
§  Pendengaran : Normal
§  Penglihatan : Normal
§  Vertigo : Ya
Pemeriksaan Fisik:
Mata:
-          Pupil : Isokor
-          Refleks terhadap cahaya : Ya, kiri kanan
      Status mental: CM, GCS 4, 5, 6
      Bicara: Normal

7.      Pola Persepsi Diri / Konsep Diri
§  Masalah utama mengenai perawatan di RS/penyakit (finansial, perawatan)              : Askes
§  Keadaan emosional     : Normal
§  Kemampuan adaptasi : Baik
§  Konsep diri                 : Tidak ada gangguan

8.      Pola Peran / Hubungan
§  Kepedualian keluarga mengenai perawatan : Baik. Terlihat orang tua selalu setia merawat / menjaga klien saat di RS, secara bergantian.

9.      Pola Seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada genetalia. Tidak ada penyakit mengenai seks.
Pemeriksaan fisik :
Genetalia               : Struktur simetris

10.  Pola Koping – Toleransi Stress
Kemampuan adaptasi: Klien mampu beradaptasi dengan baik.
Keputusan diambil oleh ayah dan ibu.
Koping toleransi terhadap stress: Tidak terkaji

11.  Pola Nilai – Kepercayaan
Pembatasan religius: Tidak
Meminta kunjungan pemuka agama: Tidak













ANALISA DATA


No
Data Subyektif dan Obyektif
Etiologi
Masalah
1.
DS : Klien mengatakan badan terasa panas dan kepala pusing.
DO: -   Suhu tubuh : 38 0C.
        -   Nadi           : 128 x/menit.
        -   Respirasi    : 40 x/menit.
        -   Tampak gelisah dan lemah.
Proses infeksi virus Dengue
Hypertermi
2.
DS : Klien mengatakan tidak mau makan.
DO: -   BB : 16,5 kg.
        -   Makanan yang disediakan hanya dimakan 1-2 sendok makan.
        -   Klien terlihat lemah.
Penurunan nafsu makan ( anoreksia )
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
3.
DS : Klien mengatakan tidak bisa duduk, mandi, jalan, ketoilet.
DO: -   Klien terbaring di TT.
        -   Saat aktivitas selalu dibantu ibunya.
        -   Terpasang infus RL 11 tts/m.
        -   Klien terlihat masih lemah.
        -   Tanda-tanda vital :
             Suhu  : 38 0C
             Nadi  : 128 x/menit
             Resp : 40 x/menit
Peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi virus
Intoleransi aktivitas





DAFTAR MASALAH


No
Diagnosa Keperawatan
Tgl Muncul
Tgl Teratasi
1.
Hypertermi berhubungan dengan virus Dengue ditandai dengan :
 Klien mengatakan badan terasa panas dan kepala pusing.
 Suhu tubuh : 38 0C.
 Nadi           : 128 x/menit.
 Respirasi    : 40 x/menit.
 Tampak gelisah dan lemah.
10 – 04– 2004


10 – 04– 2004

2.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan ( anoreksia ) ditandai dengan :
Klien mengatakan tidak mau makan.
BB : 16,5 kg.
Makanan yang disediakan hanya
dimakan 1-2 sendok makan.
Klien terlihat lemah.
10 – 04– 2004

-
3.
Kelelahan berhubungan dengan proses penyembuhan ditandai dengan :
Klien mengatakan tidak bisa duduk, mandi, jalan, ketoilet.
Klien terbaring di TT.
Saat aktivitas selalu dibantu ibunya.
Terpasang infus RL 11 tts/m.
Klien terlihat masih lemah.
10 – 04– 2004

-




IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No
Tgl
Dx.kep
Impelentasi
Evaluasi
1.
10–04-04

I
1.      Memberikan kompres dingi didaerah axilla / bagian kepala.
2.      Memberikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
3.      Memberikan minuman air dingin         ( aquades ) sesering mungkin.
4.      Melaksanakan kolaborasi /membantu memasang cairan infus RL 11 tts/m.
5.      Memberikan antipiretik                       ( paracetamol ).

-   Suhu tubuh menurun menjadi 37,5 0C.
-   Klien masih lemah.
-   Terbaring di TT.
2.
10– 04–04

II
1.      Menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
2.      Membantu dalam menyajikan makanan yang masih dalam keadaan hangat dan sesuai dengan diet yang telah ditentukan ( ahli gizi ).
3.      Menganjurkan untuk menghidari makanan yang berbau dan berbumbu yang berlebihan.
4.      Menganjurkan membawa makanan dari rumah yang sesuai dengan diet RS.

-   Klien masih menolak untuk makan.
-   Makanan yang disedikan hanya dimakan 1-2 sendok.
-   BB tetap : 16,5 kg.

3.
10– 04–04

III
1.      Memantau respon klien terhadap aktivitas dapat dilihat dari tanda-tanda vital.
2.      Membantu klien bangun dari TT, kekamar mandi, toilet, duduk, makan atau minum.
3.      Menganjurkan kepada ibunya dalam hal perawatan diri anaknya :
-   Membantu membersihkan / melap tubuh klien.  
-   Mengganti pakaian yang kotor.
-   Membantu gosok gigi / membersihkan mulut.
-   Klien masih belum mampu beraktivitas.
-   masih terbaring lemah di tempat tidur.



















CATATAN PERKEMBANGAN


No
Tgl
Dx. kep
Perkembangan
1.
10–04–04

I
S : Klien mengatakan panas badannya mulai berkurang dan tidak pusing lagi.
O: Suhu : 37,5 0C, nadi : 124 x/m, respirasi : 36 x/m.
A: Hypertermi.
P : Intervensi teruskan.
I  : -   Memberikan kompres dingin.
     -   Memberikan / menganjurkan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
     -   Mengawasi tetesan infus 11 tts/m.
     -   Memberikan obat ahsil kolaborasi                         ( paracetamol ).
2.
10– 04–04

II
S : Klien mengatakan tidak mau makan.
O: Makanan yang disedikan hanya dimakan 1-2 sendok. Klien masih lemah.
A: Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.
P : Intervensi teruskan.
I  : -   Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
      -   Membantu dalam menyajikan makanan yang masih dalam keadaan hangat.
      -   Manganjurkan untuk menghindari makanan yang berbau dan berbumbu yang berlebihan.
      -   Menganjurkan membawa makanan dari rumah sesuai selera klien.
3.
10– 04–04

III
S : Klien masih minta bantuan ibunya untuk memenuhi kebutuhannya,
O: Klien masih lemah terbaring di TT.
A: Intoleransi aktivitas.
P : Intervensi teruskan.
I  : -   Memantau respon klien terhadap aktivitas dari tanda-tanda vital.
     -   Membantu klien bangun dari TT, kekamar mandi, toilet, duduk makan, minum.
     -   Menganjurkan ibunya dalam perawatan diri anaknya ( membantu membersihkan / melap tubuh klien, ganti pakaian kotor, gosok gigi / membersihkan mulut ).
4.
10–04–04

I
S : Klien mengatakan badannya sudah terasa nyaman.
O: Suhu : 36,4 0C, nadi : 98 x/m, respirasi : 28 x/m.
A: Masalah teratasi.
P : -
I  : -
5.
10–04–04

II
S : Klien masih belim mau makan.
O: Makanan yang disediakan baru dimakan 5 sendok makan.
A: Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.
P : Intervensi teruskan.
I  : -   Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
      -   Membantu dalam menyajikan makanan yang masih dalam keadaan hangat.
      -   Manganjurkan untuk menghindari makanan yang berbau dan berbumbu yang berlebihan.
      -   Menganjurkan membawa makanan dari rumah sesuai selera klien.
6.
10– 04–04

III
S : Klien mengatakan sudah mulai mampu duduk mandiri.
O: Klien tampak duduk bersandar pada sisi tempat tidur. Klien dapat merespon pertanyaan perawat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : -
I  : -
7.
10- 04–04

II
S : Klien mengatakan nafsu makannya mulai ada.
O: Makanan yang disedikan 1/3 porsinya sudah mampu dihabiskan.
A: Masalah teratasi.
P : -
I  : -
8.
12-4-04
-
Klien minta pulang, administrasi beres.



















DAFTAR PUSTAKA



            Corpenito, Lynda juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6
                        Cetakan I. 1998

            Doenges, E. Marylinn, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
                        Untuk Perencanaan Pendokemntasian Perawatan Pasien
                        Edisi 3 Cetakan I. 2000
           
            Ngostiah. Perawatan Anak Sakit 341- 350. Jakarta. 1995






















ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DEMAM BERDARAH
PADA RUANG ANAK RSU BANJARBARU


No
Tgl
Dx. kep
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
10–04–04

I
Suhu tubuh menjadi normal mencapai        36 – 37 0C dalam waktu 1 ( satu ) jam.
1.      Beri kompres dingin disekitar axilla atau bagian kepala.
2.      Beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
3.      Beri air minum yang dingin yang banyak / sesering mungkin.
4.      Berikan cairan parenteral.
5.      Kolaborasi pemberian obat antipiretik.
1.      Memindahkan panas tubuh kekompres yang lebih dingin.
2.      Keringat tidak lengket pada kulit tetapi dapat diserap oleh kain.
3.      Panas tubuh kelura melalui keringat dan BAK.

4.      Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
5.      Menurunkan panas tubuh yang tinggi.
2.
10–04–04

II
Kebutuhan akan resiko kekurangan nutrisi dapat terpenuhi satu kali sehari.
1.      Anjurkan makan seringd alam porsi kecil.





2.      Sajikan makanan yang lagi hangat sesuai diet.
3.      Hindari makanan berbau dan berbumbu yang berlebihan.
1.      Memberi makanan dalam porsi besar dapat memacu timbulnya muntah, dengan diberikan makanan dalam porsi kecil agar kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi secara perlahan-lahan sehingga memperbaiki keadaan umum klien.

2.      Untuk mencegah terjadinya perasaan mual dan muntah dan dapat merubah selera makan.
3.      Makanan yang berbau dan berbumbu dapat memacu timbulnya mual dan muntah.
3.
10–04–04

III
Klien dapat menigkatkan aktivitas fisik yang dapat diukur.
1.      Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas    ( misalnya : frekuensi jantung, respirasi,    TD ).
2.      Dorong klien untuk melakukan kapanpun mungkin perawatan diri, bangun dari TT, berjalan peningkatan aktivitas sesuai indikasi.
3.      Bantu dalam kebutuhan perawatan diri sesuai kebutuhan.
1.      Toleransi sangat bervariasi, tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi dan keseimbangan cairan.
2.      Meningkatkan kekuatan / stamina dan memungkinkan klien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan.

3.      Kelemahan membuat aktivitas tidak mungkin untuk diselesaikan klien.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar